Selasa, 07 November 2017

Guru Sebagai Benteng Masa Depan Negeri

Guru sebagai penjaga asa masa depan negeri
Oleh : Imam Zaenal Abidin

Melihat beberapa fakta yang terjadi pada saat ini bahwa pendidikan karakter  sudah  menjadi kebutuhan primer bagi generasi milenial atau istilah kerenya Kids Jaman Now.  Degradasi moral dan krisis akhlakul karimah sudah merambat di sebagian besar para penerus bangsa ini. Tidak menutup mata bahwa pelajar masa kini banyak yang meninggalkan adat ketimuran yang menjadi ciri khas bangsa kita, nilai sopan santun, tata krama mulai tergerus oleh gaya hidup kebarat-baratan yang dianggap lebih fashionable. Celakanya hanya karena trend ikut-ikutan banyak remaja kita yang terjerumus dalam jurang narkoba dan perilaku sex bebas.
Menurut data Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja masih banyak meskipun sudah semakin menurun dalam 10 tahun terakhir. Survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada situs resminya, sabtu (4/3/2017) bahwa 4 dari 100 pelajar terjebak dalam narkoba.  Selain itu data tentang free sex dan aborsi menurut Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika pada tahun 2007 tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada pertengahan 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 persen dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sesuai dengan data penelitan yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Okezone.com, 28/3/2012).
Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar, banyak pelajar hamil yang ambil jalan pintas: menggugurkan kandungannya. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21% (700-800 ribu) dilakukan oleh remaja.Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi (Kompas.com, 14/03/12).

Melihat fakta yang miris tersebut penguatan pendidikan karakter harus dilakukan secara terintegrasi  oleh beberapa elemen yang berkaitan langsung mulai dari peran orang tua dirumah, pergaulan, sampai dengan lingkungan sekolah. Penanaman pendidikan karakter harus ditanamkan pada usia sedini mungkin. Karena merupakan fondasi dalam membangun manusia yang memiliki karakter yang baik.
Lingkungan sekolah memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak – anak khususnya para remaja. Sehingga penguatan pendidikan karakter yang dilaksanakan disekolah harus menjadi skala prioritas. Dalam Pelaksanaanya juga harus berbasis karakter mulai dari kurikulum hingga para tenaga pengajar menempatkan penguatan karakter sebagai yang utama.
Untuk melaksanakan pendidikan karkter di sekolah tidak lepas dari peran guru dalam menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan yang terbaik. Guru tidak hanya sebatas memberikan pelajaran yang bersifat pengetahuan saja. Selain sebagai pengajar guru juga berperan sebagai pendidik . Pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi (Sutari Imam Barnado, 1989; 44)
Namun kenyataan dilapangan tidak semua guru mempu menerapkan dalam proses pembelajaran. Banyak guru yang mengejar hanya sekedar “menggugurkan kewajiban” sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Tanpa memikirkan hasil dari kegiatan belajar mengajar yang diampunya apakah sudah sesuai standar apa belum. Jangankan memikirkan perbaikan karakter , Rajin mengajar saja sudah bagus.
Idealnya guru mampu menjaga asa negeri untuk memiliki penerus di masa depan yang unggul dan berkarakter. Tidak hanya sekedar pandai dalam pengetahuan namun miskin dalam perilaku mulia. Saat ini bangsa kita banyak orang yang pandai namun jarang yang memiliki integritas. Buktinya tindakan korupsi masih merajalela.
Guru sebagai garda terdepan membentuk generasi bangsa harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan kedisiplinan dan etos kerja yang baik untuk penguatan pendidikan karakter. Disiplin baik dalam proses pembelajaran dan dalam berprilaku Mengingat bahwasanya pendidikan merupakan hal yang maha penting bagi kelangsungan bangsa.
Penulis adalah staff pengajar di SDN Ledokkulon III Kecamatan Bojonegoro  

Kamis, 14 September 2017

KIAT-KIAT MENDIDIK ANAK



Assalamualaikum Wr.Wb. 
Tulisan ini saya buat tanpa ada maksud apapun, semata hanya ingin berbagi kepada pembaca tentang pengalaman yang saya alami sebelumnya. Sekali lagi tulisan ini bukan bermaksud untuk mengguruhi pembaca jika pembaca  memiliki pendapat maupun pandangan lain dalam bahasan ini  kita bisa sharing dan bertukar pikiran di kolom komentar.  Bagi saya pribadi motivasi dalam menulis ini terinspirasi dari sebuah hadist Rasululloh "Sampaikanlah walau satu ayat"  dan disini saya mencoba menyampaikan pendapat yang saya miliki. Bukanlah orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain ?
Masa kanak-kanak adalah masa emas dalam perkembangan sebagai manusia. Pada masa ini adalah puncak dari rasa kuriusitas terhadap ilmu pengetahuan dan masa pertumbuhan yang pesat baik secara fisik maupun mental.
Pemupukan karakter yang tepat serta disertai transfer ilmu pengetahuan yang optimal maka akan menjadikan anak tersebut benar benar berkualitas baik secara akademik maupun bersikap. Namun sebaliknya apabila pada masa itu diisi oleh input yang kurang baik akan berpengaruh negatif pada perkembangan anak selanjutnya.
Sekolah sebagai salah satu elemen yang memiliki peran penting terhadap perkembangan anak hendaknya tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu saja, namun mengutip dari ungkapan Ki Hajar Dewantara sekolah hendaknya menjadi taman yang mengasyikan. Sehingga proses menuntut ilmu bukanklah hal yang kaku dan membosankan namun hal yang luwes dan mengasyikan.
Mengisi atau mentrasfer ilmu kepada anak ternyata tidak seperti mengisi air didalam gelas, atau mengisi pasir pada kaleng , perlu pendekatan khusus bagi anak. setidaknya atau indikator minimal tau bagaimana mengenali karakter si anak tersebut sehingga terjalin kamunikasi yang lancar. Karena kumunikasi yang lancar itu awal dari tahapan tahapan dalam mentransfer ilmu.
Untuk seorang pendidik idealnya harus bisa memahami karakter anak didiknya. Karena dalam satu kelas itu ibarat sebuah taman yang heterogen. Terdapat berbagai macam karakter peserta didik dan latar belakangnya. Tentu dalam proses belajar mengajar tidak dapat disamaratakan antara anak satu dengan yang lainya. Ada anak yang bersifat seperti bunga putri malu yang suka bersembunyi ketika ditanya, ada anak yang bersifat seperti bunga matahari yang menerima sesuatu secara leterlek dari gurunya ataupun yang bersifat seperti bunga mawar merah yang menonjol dari anak didik lainya. Pendidik harus bisa memposisikan mereka sama sehingga tidak ada rasa diskriminasi yang dialami siswa.
Dibawah ini adalah beberapa tips agar seorang pendidik bisa mentransfer ilmunya secara maksimal.
1. Menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didik
2. Memahami karakter peserta didik
3. Tidak diskriminatif dalam memperlakukan pesertadidik
4. Bagi anak yang kurang dalam pelajaran harus mendapatkan perhatian khusus
5. Guru harus menjadi model dalam pelajaran artinya guru harus enjadi usatun hasanah atau suri tauladan yang baik dan dapat dicontoh oleh muridnya.

Tujuan dari pembelajaran saat ini mengerucut pada dua bidang yaitu Ilmu pengetahuan dan yang kedua adalah akhlak (sopan santun) anak. Mengingat moral anak saat ini dalam masa kritis dan butuh penanganan khusus baik dari guru maupun orang tua.

Mungkin itu yang bisa saya bagikan, dengan tata bahasa yang masih amburadul dengan segala keterbatasan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga tulisan yang saya buat bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb
(mam)

Peringatan HUT Pramuka 56 SDN Ledokkulon III





























































Semarak Pentas Seni dan Bazar Siswa